Cari Di Blog Ini

Sabtu, 02 Mei 2015

Drama 5 Sudut

Babak 5
Lomba pun diadakan. Risa yang mewakili sekolah untuk mengikuti lomba baca puisi, karena Dila berhalangan hadir. Risa tampil seperti menjadi orang lain, Ia melepas kacamatanya dan menjadi sangat cantik, tidak seperti biasanya. Dengan penuh percaya diri Risa naik ke panggung dan membacakan puisinya. 

Rapuh
Buah karya : Risa

Sahabat adalah hidupku
Ia mengalir dalam darahku
Mengalir bersama tiap hembus nafasku

Jiwaku serapuh kapas
seretak kaca
Jiwaku selemah asa

kenapa kau tutup mata untukku
Sungguh hinakah aku?
Menatapku saja kalian tak mampu

Serapuh itukah diriku?
Selemah itukah aku?

Jiwa ragaku rapuh
Serapuh hidupku
Dapatkah aku bertahan?

                               Dan aku yakin 
                             itu semua BUKAN diriku

Intan              : “kalian lihat sendiri, kan? Puisi itu Risa sendiri yang buat. Dia kasih buat kalian, saking sayangnya dia sama kalian, dia nggak pengen kita bubar. Kita udah lama sahabatan. Ingat nggak, kita ketawa bareng, seneng bareng, nangis bareng, bahkan kita janji untuk saling menyayangi selamanya. Diantara milyaran manusia, Tuhan pasti punya alasan kenapa Ia mempertemukan kita. Aku sayang sama kalian.”

Imada, Intan, Fifi dan Dhila menghampiri Risa di atas panggung. Mereka berpelukan dan saling memaafkan. Mereka mulai lagi lembaran baru persahabatan mereka dengan senyuman, tanpa saling merendahkan lagi. Karena sahabat sejati tak akan pernah meninggalkan sahabatnya di saat ia mengalami kesulitan.


Mulai saat itu, mereka selalu mengingat filosofi bintang, sebuah titik yang menghubungkan garis dan menghasilkan kerlipan cantik di malam hari, yang kita sebut sebagai janji 5 sudut. Jika salah satu sudutnya hilang, ia tak akan jadi bintang. Untuk mempertahankan lima sudut itu membutuhkan kasih sayang persahabatan dan kasih sayang persabatan itu tak perlu pengorbanan. Saat kau merasa berkorban untuk persahabatan, saat itulah kasih sayang persahabatanmu mulai pudar.

0 komentar:

Posting Komentar